Venna Melinda Alami KDRT Ferry Irawan Saat Kunjungi Daerah Konstituen
Mediaportalberita.com-Reza Mahastra, adik sekaligus kuasa hukum Venna Melinda menceritakan detik-detik kakaknya histeris saat mendapatkan perlakuan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dari suaminya, Ferry Irawan.
Ia mengatakan hal itu bermula saat Venna berkunjung ke Kediri, Jawa Timur, untuk menemui konstituennya. Diketahui dia mencalonkan diri sebagai bakal anggota legislatif melalui partai Perindo, di dapil setempat.
"Ada agenda untuk ketemu konstituen dari Perindo," kata Reza, di Surabaya, Selasa (10/1).
Keduanya pun menginap di sebuah hotel. Tapi pada Minggu (8/1) petaka itu terjadi. Hidung Venna disebut mengalami pendarahan usai ditekan oleh kepala Ferry dengan kasar. Venna kemudian berteriak histeris.
"Jadi, menurut yang bersangkutan, kejadian dalam kamar, jadi sempat berteriak minta tolong. Tapi kan kalau keluar enggak mungkin kedengeran karena hotel tinggi," tuturnya.
Venna akhirnya berhasil melarikan diri dari kamar. Dia berlari di lorong hingga bertemu karyawan hotel yang sedang bersih-bersih, untuk minta pertolongan
"Alhamdullilah ada jalan bisa keluar dari kamar, lalu dia berlari saat berlari ke koridor kebetulan sebelum masuk lift di tempat janitor ketemu sama staf hotel sedang bersih-bersih," ucapnya.
Karyawan itu terkaget melihat kondisi wajah atau hidung Venna yang mengeluarkan darah. Dia kemudian memanggil sejumlah karyawan lainnya.
Usai mengalami kejadian itu, Venna kemudian berusaha masuk ke kamar hotelnya, untuk mengambil ponsel. Setelah sempat dihalangi Ferry, dia lalu menghubungi Reza dan beberapa orang lainnya.
"Pada saat dia masuk lagi, dia ambil handphone terus sudah mau dihalang-halangi lagi dan kebetulan sempat menelepon satu orang di Kediri dan tersambung. Sehingga mukanya sudah terlihat keadaannya," katanya.
Venna lalu dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lukanya, akibat KDRT yang dilakukan Ferry.
"Saya itu dihubungi hari Minggu pagi melalui VC Pada saya angkat ya cukup kaget sudah melihat dalam keadaan [berdarah]," kata dia.
Akibat kejadian ini, kakaknya itu jelas menderita kerugian. Agenda politiknya dan pekerjaan sehari-harinya juga terhambat.
"Tentulah. Bu Venna salah satu agenda politis dia kan bekerja untuk rakyat juga kan. Pada saat dia tidak bisa bertemu kira-kira pekerjaan sehari-hari terhambat tidak. Itu bisa dijawab sendiri," ujarnya.