Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Viral Seorang Wanita di Bali Menikah Tanpa Suami, Ini Kisahnya !

 

MEDIAPORTALBERITA.COM - Viral sebuah video yang menunjukkan seorang wanita di Bali menikah tanpa mempelai suami.

Video tentang wanita di Bali yang menikah tanpa suami itu telah dilihat oleh sebanyak lebih dari satu juta penonton di TikTok.

Terlihat wanita itu tengah melangsungkan pernikahan dengan adat Bali.

Sang wanita tersebut tampak anggun mengenakan busana pernikahan dengan adat Bali.

"Terpaksa harus menikah tanpa seorang suami," tulis sang mempelai wanita seperti dikutip MEDIAPORTALBERITA.COM dari TikTok @ittauruss05.

Ia pun mengatakan bahwa dari awal pacaran hingga akhirnya menikah, pasangannya telah berkomitmen suatu hal.

"Dari awal pacaran hingga akhirnya mau menikah dia tetap berkomitmen untuk yang namanya NYENTANA," ujarnya.

Seperti diketahui, terdapat beragam jenis perkawinan di Bali.

Salah satu jenis perkawinan di Bali itu adalah perkawinan nyentana.

Perkawinan nyentana adalah di mana pihak pria dipinang oleh pihak wanita

Selain itu, upacara perkawinannya pun dilaksanakan di rumah mempelai wanita.

Namun sayangnya dalam video tersebut sang wanita mengatakan bahwa pihak keluarga calon suami berubah pikiran.

"Tapi setelah H-2 mau acara tiba-tiba keluarganya datang untuk menyampaikan perkataannya berubah tidak mau nyentana," katanya.

Dikarenakan perlengkapan upacara telah disiapkan, keluarga dan Melina pun memutuskan agar upacara pernikahan tersebut tetap dilangsungkan meskipun tanpa suami.

Ayah Melina, I Ketut Suwardita, Minggu 16 Januari 2022 mengatakan, video pernikahan tanpa mempelai lelaki yang tersebar di media sosial (medsos) merupakan anaknya. Dia dan keluarganya tidak keberatan video tersebut viral.

Sebab ia ingin pengalaman pahitnya ini menjadi pelajaran bagi perempuan yang mencari sentana.

"Kami ingin ini menjadi pelajaran bagi anak perempuan yang mencari sentana, supaya tidak terjadi seperti yang dialami anak saya. Cukup kami saja yang punya pengalaman seperti ini," ujarnya. 

Suwardita menceritakan kronologis sebelum upacara pernikahan tersebut berlangsung pada 12 Januari 2022 lalu.

Sebelum upacara pernikahan, anaknya dengan si lelaki telah berpacaran sejak lama.

Dan, merekapun pernah putus nyambung. Saat mau meminta balikan, si lelaki secara tegas mau menuruti keinginan anaknya, yakni nyentana.

Setelah itu, pacaran pun berjalan baik, hingga anaknya pun hamil. 

Kehamilan itupun disambut baik oleh semua pihak, termasuk si lelaki.

Merekapun memantapkan diri untuk menikah, mulai dari mencari hari baik, membuat foto prewedding hingga menyebabkan surat undangan pernikahan.

Dalam hal ini, si lelaki masih mantap untuk nyentana.

"Namun dua hari sebelum upacara pernikahan, si lelaki mendadak mengatakan tidak mau nyentana. Saat itu saya kasi pertanyaan pada anak, dan anak saya bilang sudah mantap untuk mencari sentana. Karena dia (si lelaki) tidak mau, dan segala perlengkapan upacara telah disiapkan, sehingga upacara pernikahan tetap kami langsungkan meskipun tanpa lelaki," ujarnya. 

Suardika mengatakan, sebelum si lelaki membatalkan pernikahannya dalam detik-detik hari H, pihaknya telah mendapatkan penolakan dari orangtua si lelaki.

"Saat nyedekin, orangtuanya menolak tidak mau anaknya nyentana. Tapi dia (si lelaki) mengatakan, apapun keputusan orangtuanya, baik memperbolehkan atau tidak, dia akan kabur dari rumah dan akan menikah dengan anak saya," ujarnya.

Suwardita mengatakan atas peristiwa ini, pihaknya sudah menerima degan ikhlas, dan tidak mau memaksa si lelaki.

Tentunya hal itu membuat sang wanita beserta keluarga heran atas keputusan pihak keluarga pria tersebut.


"Entah apa yang terjadi dengannya kami semua tidak tau," katanya.

"Kenapa harus sudah mempersiapkan semuanya baru menyatakan diri tidak mau nyentana sedangkan dari awal sampai yang mananya sudah mempersiapkan prosesi pernikahan sudah berjalan," sambungnya.

Sehingga, wanita itu terpaksa menikah tanpa suami demi keluarga.

Ia pun bersyukur memiliki keluarga dan teman-teman yang baik dan selalu mendukungnya.

"Dari sini belajar harus berkomitmen dan tanggung jawab harus dilaksanakan," tutupnya.***