Saling Bunuh tak Akan Selesai, Tokoh Adat Papua Beri Saran ke Jokowi Bereskan KKB
MEDIAPORTALBERITA.COM- Tokoh Adat Papua memberikan masukan ke Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan konflik dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di tanah Papua.
Sudah banyak korban berjatuhan akibat konflik di Papua yang melibatkan KKB dan aparat keamanan bahkan warga sipil.
Korban jiwa sudah berjatuhan baik dari TNI-Polri maupun pihak KKB sendiri.
Namun masalah ini tak pernah usai, seolah terus saling serang.
Untuk mengakhiri persoalan itu, salah seorang tokoh adat Papua yakni Ramses Wally memberikan saran ke Presiden Jokowi.
Ramses Wally meminta Jokowi untuk membuka ruang dialog.
Hal ini kata dia, untuk mengakhiri konflik berkepanjangan yang menjatuhkan korban jiwa baik sipil maupun militer.
Ramses menyarankan Jokowi untuk mengabil langkah netral, dengan melibatkan pemerintah pusat dan kelompok yang bertentangan untuk berdialog.
"Harus berdialog untuk membicarakan dan menyelesaikan seluruh pertikaian di Papua," kata dia, Rabu (8/12/2021).
Ramses mengatakan seluruh aksi yang telah dilakukan KKB di Papua karena masalah ideologi.
Adapun cara untuk mengatasi masalah tersebut dengan melakukan dialog.
Dialog itu kata dia melibatkan pihak ketiga atau mediator.
"Saya pikir cara itu akan menemukan titik persoalan yang menguntungkan," kata dia.
Karena masalah ideologi tidak bisa diselesaikan dengan pola kekerasan.
Sebab jika menyelesaikan masalah KKB dengan cara kekerasan maka akan menimbulkan jalan buntu.
Guna memberikan rasa aman bagi masyarakat di wilayah Papua khususnya di pegunungan Papua yang selama ini menjadi selalu terjadi kontak tembak antara TNI-Polri dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), TNI pun merubah pola pendekatan.
Diketahui, baru-baru ini telah terjadi kontak tembak di Kabupaten Pegunungan Bintang dan Intan Jaya.
Dari kontak tembak tersebut, ada anggota TNI yang terluka bahkan gugur.
Walau prajuritnya gugur, Komandan Korem 172/PWY Brigjen Izak Pangemanan tetap berpegang teguh pada perintah atasannya yaitu Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Arahan Jenderal Andika Perkasa kepada seluruh jajarannya di Papua adalah merubah pola pendekatan dengan tak lagi mengedepankan upaya represif.
"Kalau kita saling membunuh tidak akan selesai," kata Izak, pekan lalu.
Menurut Izak, sesuai arahan Panglima TNI, pihaknya lebih mendorong upaya damai ketimbang kontak tembak.
"Tapi kami juga butuh kerjasama lintas sektor yang melibatkan Pemda, Tokokh Agama, Tokoh Adat dan semua pihak agar tak ada lagi pertumpahan darah," ujarnya.
Disisi lain, kata Izak, pihaknya berharap kelompok yang dicap teroris oleh negara tersebut untuk menghentikan aksinya.1
"Tugas kami ada dua, yaitu, melakukan pembinaan terotorial dan melakukan komunikasi sosial sembari berharap mereka (KKB) tak lagi menyerang," kata dia. (*)