Gubernur Viktor: Saya Mengundurkan Diri Jika Banyak Masyarakat NTT Tidak Suka
MEDIAPORTALBERITA.COM - Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat menanggapi video ketegangannya bersama sejumlah warga Desa Kabaru, Kabupaten Sumba Timur, yang beredar luas di tengah masyarakat.
Viktor menilai jika video-video yang beredar tersebut sudah melalui proses editing, yang lebih menonjolkan suara kerasnya dibanding pokok yang dibahas waktu itu.
"Cara kalian memotong dan viral itu kan cara yang framing itu, tidak muat secara utuh. Harusnya kalian tidak boleh begitu, kalian itu framing kan? Framing sesuatu itu kalian jahat," katanya, Kamis (2/12) kemarin.
Menurut Viktor, netizen yang framing kejadian tersebut merupakan sesuatu yang berbau politik. "Netizen yang framing itu pasti dia berbeda politik dengan saya," ujarnya.
Bahkan, Viktor mengajak untuk melakukan survei terhadap dirinya. Jika hasil survei kebanyakan masyarakat sudah tidak menyukainya, maka dia akan mengundurkan diri dari jabatan gubernur.
"Sudah nanti saya survei saja, kalau survei masyarakat Nusa Tenggara Timur mereka tidak suka saya lagi, saya berhenti karena saya datang sini bukan cari hidup. Kalau tidak mau lagi, saya berhenti dengan senang hati," tegas Viktor.
Beberapa pekan terakhir media sosial Nusa Tenggara Timur dihebohkan dengan beredarnya video, yang memperlihatkan ketegangan gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat dengan sejumlah masyarakat di Desa Kabaru, Kabupaten Sumba Timur.
Bahkan dalam video itu, sejumlah masyarakat pergi meninggalkan rombongan gubernur saat sedang membahas lahan yang direncanakan akan dibangun rens sapi.
Rekaman video perdebatan panas antara gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat, dengan tokoh masyarakat Desa Kabaru bernama Umbu Maramba Hau.
Viktor buka suara terkait persoalan itu. Menurutnya, untuk mengejar kesejahteraan masyarakat tidak hanya dengan mengandalkan APBD. Sehingga seluruh aset yang ada harus dimanfaatkan agar perekonomian lebih baik.
"Saya tidak tertarik dengan video atau segala macam itu, persoalan kita adalah jika investasi kita di NTT tidak berjalan maka untuk mengejar kesejahteraan, dengan hanya mengandalkan APBD semata. Sehingga aset-aset yang ada harus dimanfaatkan," jelasnya, Kamis (2/12).
Menurut Viktor, tidak ada satu daerah pun yang berhasil dengan investasi rendah, apalagi dengan situasi Covid-19 seperti ini. Bahkan NTT merupakan salah satu provinsi yang tidak terlalu diminati oleh para investor.
"Oleh karena itu kita harus kreasikan seperti perizinan harus cepat, kepastian hukum atas tanah yang harus tepat dan konflik-konflik sosial seperti itu tidak harus ada. Karena itu akan menjadi hambatan bagi investor yang akan masuk," ungkapnya.
Viktor menjelaskan, lahan yang dimaksud tersebut awalnya dia dibawa oleh mantan bupati Sumba Timur Almarhum Umbu Mehang Kunda, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Komisi III DPR RI yang membidangi pertanian.
"Waktu itu beliau merupakan satu-satunya orang NTT yang menduduki jabatan Ketua Komisi di DPR RI. Dia menjelaskan saya bahwa daerah ini daerah yang bagus, peternakannya bagus tapi tidak ada yang kerja tidak ada yang bantu. Maka dari itu beliau minta saya untuk urus waktu itu, sehingga saya menjadi gubernur dan saya teringat," ungkapnya.
Saat dialog berlangsung ada beberapa pemuda yang menyatakan Almarhum Umbu Mehang Kunda tidak ada urusan soal lahan di sana, membuat amarah Viktor tersulut karena dinilai telah menghina seniornya yang sangat dihormatinya.
"Saya marah dia karena dia menghina senior, seorang Umbu, yang saya kenal hidupnya yang diabadikan untuk Pulau Sumba. Itulah cinta Almarhum Umbu Mehang Kunda untuk Sumba, dan waktu itu dia minta saya untuk terlibat. Saat saya menjadi gubernur dan teringat akan omongan beliau itulah saya gembira dan saya mau bangun daerah itu," pungkas Viktor.